Indonesia
Gerhana matahari sebagian akan landa Pulau Jawa dan Sumatera pada 1 September
Gerhana
matahari sebagian, bukan gerhana matahari cincin, akan dapat diamati sebagian
penduduk Pulau Jawa dan Pulau Sumatera pada Kamis, 1 September.
Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan jalur gerhana
matahari cincin sejatinya bakal dapat diamati di Samudera Atlantik, Afrika
bagian tengah, Madagaskar, dan Samudera Hindia.
Namun,
menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas
Djamaluddin, Indonesia berada di luar jalur tersebut sehingga gerhana matahari
cincin tidak bisa dilihat.
Gerhana matahari cincin terjadi
ketika bulan hanya menutupi bagian tengah matahari sehingga terlihat seperti
cincin. Tapi kawasan di luar jalur gerhana matahari cincin tersebut, termasuk
Indonesia, hanya melihat gerhana matahari sebagian. Wilayah Indonesia termasuk
bagian akhir dari bayangan gerhana matahari tersebut sehingga hanya terlihat
tipis, itu pun tampak saat matahari tenggelam,” kata Thomas kepada BBC
Indonesia.
Berdasarkan perhitungan BMKG,
gerhana sebagian ini akan teramati dari 124 kota dan kabupaten di 10 provinsi,
yaitu Sumatera Barat bagian Selatan, Bengkulu, Sumatera Selatan bagian
Tenggara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
dan Jawa Timur bagian Barat.
Namun, waktu kejadian gerhana di
setiap lokasi akan berbeda-beda. Kontak pertama gerhana matahari di Indonesia
adalah di Pacitan, Jawa Timur, yang terjadi pada pukul 17:26 WIB untuk
selanjutnya menyebar ke daerah lainnya.
Puncak gerhana akan pertama kali
teramati di Seai, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada pukul 17:52 WIB.
Akhir proses gerhana teramati paling
awal di Talang Ubi, Sumatera Selatan, pada pukul 17:59 WIB dan paling akhir di
Kepahiang, Bengkulu, pada pukul 18:06 WIB.
Moedji Raharto, astronom yang
menjadi staf pengajar di jurusan astronomi Institut Teknologi Bandung,
mengatakan gerhana matahari cincin merupakan fenomena alam yang terjadi secara
berkala.
"Bentuk orbit bumi mengelilingi
matahari berbentuk elips sehingga jarak antara bumi dengan matahari selalu
berubah. Demikian juga jarak antara bulan dan matahari berubah-ubah. Ketika
bulan tampak lebih kecil dan menutupi matahari di bagian tengah sehingga
matahari terlihat seperti cincin, itu bukan karena bulan mengecil tapi efek
jarak yang membuatnya terlihat seperti itu,” ujarnya.
Penduduk Indonesia hanya dapat mengamati
gerhana matahari sebagian pada Kamis (1/9), bukan gerhana matahari cincin.
Karena gerhana matahari, baik yang
penuh, sebagian, maupu cincin, adalah fenomena alam yang terjadi berkala,
Moedji mengatakan khalayak Indonesia akan dapat mengamati gerhana matahari
cincin pada 26 September 2019 mendatang.
”Nanti akan melintas di kawasan
Pulau Sumatera. Ditunggu saja,” ujarnya.
0 komentar :
Posting Komentar